Sabtu, 31 Juli 2010

qalam

Siang ini aku tuliskan dengan Qalam pengembaraan pemikiranku yang terus merangsang otakku buat menuliskannya.
Robb....
Dia brejanji mengajari aku dengan QalamNYA.Qalam yang ku pegang ini,yang trus menari-nari di atas kertas ini.Kalau aku jujur dari mana asalnya?
Mampukah manusia berbuat,menciptakan Qalam ini tanpa bantuan lain?
Ah......tentu saja manusia ngak sanggup.
Jika pena ini telah menari-nari dengan lemah gemilainya di atas kertas suci ini....Qalam ini sanggup bicara...malahan luar biasa.......percaya kan..........
Bumi bisa goncang,gempar,terkejut karna ulah Qalam ini....sewaktu waktu mampu
  • Lebih tajam dari pedang
  • lebih keras dari baja
  • lebih menusuk dari besi semrani
  • lebih kuat dari tenaga kuda
  • lebih cepat kekuatanya dari CHALENJER
  • lebih menyentuh dari ucapan sang kekasih
  • lebih lembut dari salju
  • lebih indah dari tatapannya
  • lebih ganas dari harimau
  • lebih pedih goresannya dari kaca
  • lebih berkesan dari pandangan pertama
dan sebagainya yang tak dapt ku sampaikan pada detik ini.Begitu luar biasanya fungsi Qalam dalam mengarungi kehidupan yang beraneka ragam ini......

Ksatria Hidup dan Mati

Mimpi hina cerita dunia, tawanya sabur
Hambar tangis istri sang ksatria yang gugur
Di medan tempur;
Asap telah terbang di bawah kilatan pedang
Bau busuk bangkai para pejuang
Apa yang ia perbuat, langitpun membisu….
Episode hidup yang menipu
Tawa, tangis, bahagia sedu sedan cerita pemainya
Berjalanlah! Engkau tidak tuli bukan?
Tangan Tuhan telah menyapamu semenjak pagi, wahai sketsa tua
Yang semakin redup. Lihatlah engkau lilin
Harap kekal sedangkan fajar telah tampak
Bukan kediaman engkau terus terdiam
“Tapi persinggahan untuk berjuang”
Engkau sang ksatria, angkatlah pedang!
Cerita hampir usai dan engkau masih tersungkur
Jangan pura pura membusuk
Hambar tangis istri ksatria yang gugur
Bukankah engkau sering bercerita
Tentang nyawa tercerabut dan darah yang mengalir
Pedang yang garang “malaikat telah datang!”
Engkau juga bercerita “suatu ketika aku pernah terikat”
Gagak hitam terbang
Ksatria berjalan menghunus pedang
Gagah berani mengangkat panji
Disenja kemudian iapun jatuh tersungkur. Mati
Hujan air mata diatas pusaramu, ksatria, hanya penyejuk tanah
Taburan bunga hanya penghormatan
Taburan bunga hanya penghargaan
Bukan penyelamatan

exported from: http://yahya-ibrahim.blogspot.com/2010/01/ksatria-hidp-dan-mati.html