Sabtu, 31 Juli 2010

Ksatria Hidup dan Mati

Mimpi hina cerita dunia, tawanya sabur
Hambar tangis istri sang ksatria yang gugur
Di medan tempur;
Asap telah terbang di bawah kilatan pedang
Bau busuk bangkai para pejuang
Apa yang ia perbuat, langitpun membisu….
Episode hidup yang menipu
Tawa, tangis, bahagia sedu sedan cerita pemainya
Berjalanlah! Engkau tidak tuli bukan?
Tangan Tuhan telah menyapamu semenjak pagi, wahai sketsa tua
Yang semakin redup. Lihatlah engkau lilin
Harap kekal sedangkan fajar telah tampak
Bukan kediaman engkau terus terdiam
“Tapi persinggahan untuk berjuang”
Engkau sang ksatria, angkatlah pedang!
Cerita hampir usai dan engkau masih tersungkur
Jangan pura pura membusuk
Hambar tangis istri ksatria yang gugur
Bukankah engkau sering bercerita
Tentang nyawa tercerabut dan darah yang mengalir
Pedang yang garang “malaikat telah datang!”
Engkau juga bercerita “suatu ketika aku pernah terikat”
Gagak hitam terbang
Ksatria berjalan menghunus pedang
Gagah berani mengangkat panji
Disenja kemudian iapun jatuh tersungkur. Mati
Hujan air mata diatas pusaramu, ksatria, hanya penyejuk tanah
Taburan bunga hanya penghormatan
Taburan bunga hanya penghargaan
Bukan penyelamatan

exported from: http://yahya-ibrahim.blogspot.com/2010/01/ksatria-hidp-dan-mati.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar